Hubungan antara Motivasi dan Kepribadian terhadap Keberhasilan dalam Mencapai Prestasi pada Remaja
Latar Belakang Masalah
Vuijic (dikutip dalam Kumala, Santy, & Luna, 2014) mengatakan “Jika saya gagal maka saya akan mencoba lagi. Jika Anda gagal, Anda akan mencoba lagi?” (h. 34). Dewasa ini banyak sekali remaja yang mudah putus asa jika mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak memiliki sebuah acuan untuk bisa bangkit dan menjadi lebih baik. Motivasi adalah suatu hal yang dibutuhkan setiap individu untuk bisa lebih maju dan berprestasi.
Pengertian Motivasi
“Motivation is the force that moves people to behave, think, and feel the way they do” (King, 2014, p. 326). Hal ini berarti bahwa apa yang kita pikirkan dan rasakan akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan. Motivasi inilah yang nantinya akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
King (2014, p. 338) mengatakan, “One way psychologist understand the ‘why’ of our goals is by distinguishing between intrinsic and extrinsic motivation.” Hal ini berarti ada dua macam motivasi yang ada dalam hidup seseorang, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari diri sendiri disebut intrinsik sedangkan yang berasal dari luar disebut ekstrinsik. Motivasi ini sangat membantu seseorang untuk bisa mencapai keberhasilannya.
Teori - Teori Motivasi. Ada tiga hal utama yang harus diketahui dalam mempelajari sebuah motivasi. Ketiga teori tersebut akan berhubungan dalam kehidupan sehari - hari. Tiga hal tersebut akan dijelaskan dalam beberapa uraian berikut.
Teori evolusi. “Instinct is an innate (unlearned) biological pattern of behavior that is assumed to be universal throughout a species” (King, 2014, p. 328). Ini berarti bahwa naluri adalah sesuatu yang sudah ada sejak lahir dan dianggap secara umum atau universal. Teori ini biasanya lebih banyak menggunakan akal, rasio, dan logika.
Teori reduksi kebutuhan. Teori ini berbicara mengenai dorongan dan kebutuhan. Setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang berbeda sehingga diperlukan motivasi yang lebih untuk mendukung kebutuhannya. Tiga macamnya yaitu :
Drive (dorongan). Drive is an aroused state of tension that occurs because of physiological need” (King, 2014, p. 328). Hal ini berarti bahwa segala dorongan yang ada akan muncul karena ada berbagai kebutuhan yang diperlukan. Dorongan ini akan terjadi pula kapan saja dan tidak selalu mengikuti setiap keinginan seseorang.
Needs (kebutuhan). “Need is a deprivation that energizes the drive to eliminate or reduce the deprivation” (King, 2014, p. 328). Hal ini berarti bahwa kebutuhan seseorang dapat mengurangi atau menghilangkan segala dorongan yang ada. Kebutuhan seseorang akan semakin berkurang ketika dorongan untuk memenuhinya tersebut semakin kecil.
Homeostasis. Kecenderungan tubuh untuk mempertahankan keseimbangannya. Biasanya setiap orang akan melakukan berbagai macam olahraga untuk bisa menyeimbangkan tubuhnya. Orang akan melakukan olahraga tersebut supaya bisa mencapai sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkannya.
Teori optimum arousal. “Performance is best under conditions of moderate arousal rather than either low or high arousal” (King, 2014, p. 329). Ini dapat dikatakan bahwa jika seseorang memiliki semangat yang berlebih akan memperburuk pekerjaannya. Lebih baik jika seseorang memiliki semangat yang seimbang agar dapat dikontrol dengan baik.
Pengertian Kepribadian
Menurut Pervin (dikutip dalam Prawira, 2013, h. 36), kepribadian merupakan seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum dari banyak orang dan memiliki pola yang menetap dalam merespons situasi tertentu. Dapat dikatakan bahwa setiap individu memiliki ciri khas dalam kepribadiannya. Kepribadian ini akan terlihat jelas dari berbagai situasi yang dihadapi seseorang.
Menurut Phares (dikutip dalam Prawira, 2013, h. 36), kepribadian merupakan pola khas dari pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan dengan orang lain dan tidak berubah lintas waktu .Ini berarti bahwa kepribadian yang dimiliki setiap individu dapat menjadi sebuah ciri khas tersendiri. Kepribadian yang ada pada setiap individu biasanya akan selamanya menetap dan tidak akan berubah.
Maka dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda sehingga dapat membedakannya dengan orang lain dan sifatnya menetap.
Sifat yang Dimiliki Individu
Ekstrovert. “Apabila seseorang berjalan menurut hasrat dari luar dirinya, maka ia disebut ekstrovert” (Martono, 2013, h. 28). Ini berarti bahwa orang yang berkepribadian ekstrovert akan lebih senang untuk berhubungan dengan dunia luar. Biasanya individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert akan lebih mengutamakan tindakan dibanding pikiran.
Introvert. “Apabila seseorang memiliki refleksi ke dalam dirinya sendiri dalam bertindak, maka ia disebut introvert” (Martono, 2013, h. 29). Ini berarti bahwa individu yang memiliki kepribadian intorvert lebih senang dengan dirinya sendiri. Individu dengan tipe ini juga akan menghabiskan waktunya sendirian dan lebih mengutamakan pikiran dibanding tindakan.
Hubungan antara Motivasi dan Kepribadian terhadap Keberhasilan Seseorang
“Optimisme adalah keyakinan bahwa hampir semua masalah dapat diselesaikan dengan kerja keras dan pola pikir yang tepat” (Kumala, Santy, & Luna, 2014). Kata-kata itu dapat membuat seseorang menjadi lebih termotivasi untuk mencapai sebuah prestasi. Sikap optimis biasanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian ekstrovert. Individu yang memiliki sikap optimis akan lebih banyak yang mengalami keberhasilan dalam hidupnya.
“Percaya diri adalah salah satu modal utama kita untuk meraih sukses” (Kumala, Santy, & Luna, 2014, h. 87). Individu yang introvert biasanya akan berpikir dulu baru bertindak sehingga kadang mereka menjadi kurang percaya diri. Ada berbagai cara untuk meningkatkan rasa percaya diri, yaitu (a) tidak membandingkan dengan orang lain, (b) berbicara positif pada diri sendiri, (c) kenali rasa ketidaknyamanan diri sendiri, (d) hapus segala kenangan buruk, dan (e) jangan takut untuk mengambil risiko. (Sarastika, 2014, h. 64-91).
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kepribadian dapat memengaruhi keberhasilan dalam mencapai prestasi pada remaja. Motivasi bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain dan dapat menggerakkan seseorang untuk bertindak. Motivasi memiliki beberapa teori yang harus diketahui, seperti (a) teori evolusi, (b) teori reduksi kebutuhan, dan (c) teori optimum arousal.
Kepribadian adalah sesuatu yang telah ada sejak lahir dan menjadi sebuah ciri khas bagi seorang individu. Kepribadian yang ada biasanya bersifat tetap dan sulit untuk diubah. Terdapat dua jenis kepribadian pada setiap individu, yaitu extrovert dan introvert.
Berpikir optimis dan memiliki rasa percaya diri merupakan dua kunci yang paling penting untuk bisa mencapai keberhasilan. Jika seseorang berpikir secara pesimis, itu berarti ia meragukan kemampuan dirinya sendiri. Rasa percaya diri juga harus dikembangkan, salah satunya dengan cara meminimalkan sikap negatif.
Daftar Pustaka
King, L. A. (2014). The science of psychology: An appreciative view (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.
Kumala, T., Santy, M., & Luna, H. (2014). Mission impossible: 13 Karakter sukses untuk jiwa muda. Yogyakarta: Charissa.
Martono, R. V. (2013). Aku vs kamu: Mengenal manusia dalam bersikap.Yogyakarta: Andi.
Sarastika, P. (2014). Stop minder & grogi : Saatnya tampil beda dan percaya diri. Yogyakarta: Araska.
Prawira, A. P. (2013). Psikologi kepribadian dengan perspektif baru. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
No comments:
Post a Comment